Sejak kecil, Bung Karno sudah menunjukkan bakat kepemimpinan dan kecerdasannya.
Ia menempuh pendidikan di ELS (Europese Lagere School), HBS (Hogere Burger School), dan THS (Technische Hoogeschool) di Bandung.
Ia juga aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan dan politik, seperti Jong Java, Indische Partij, Partai Nasional Indonesia (PNI), hingga menjadi Presiden Republik Indonesia pada tahun 1945.
Bung Karno dikenal sebagai sosok visioner, karismatik, berwibawa, berani, dan cinta rakyat. Ia juga dikenal sebagai orator ulung yang mampu menggugah semangat perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan dan kemiskinan.
Ia juga memiliki cita-cita besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara besar yang dihormati dunia.
– 21 Juni: Wafatnya Bung Karno
Pada tanggal 21 Juni 1970, Bung Karno menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Gatot Subroto Jakarta akibat penyakit ginjal kronis yang dideritanya.
Ia wafat pada usia 69 tahun dalam kondisi terasing dari kekuasaan setelah dicabut mandatnya sebagai presiden oleh MPRS pada tahun 1967.
Jenazah Bung Karno kemudian dimakamkan di Blitar dengan upacara kenegaraan yang sederhana.
Ribuan rakyat Indonesia berduka atas kepergian sang proklamator dan bapak bangsa.
Hingga kini, makam Bung Karno di Blitar menjadi tempat ziarah bagi para pengagum dan penerus perjuangannya.
Untuk mengenang jasa-jasa dan menghormati Bung Karno, bulan Juni ditetapkan sebagai Bulan Bung Karno oleh berbagai pihak, terutama oleh PDIP sebagai partai yang mengakui dirinya sebagai penerus cita-cita Bung Karno.
Bulan Bung Karno dimaksudkan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai, ajaran, dan keteladanan Bung Karno dalam membangun Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.








