- F054952CEF20F0CD41E9111C0F7F3DC2

Kenapa Bulan Juni Dikenal dengan Bulan Bung Karno? Simak Alasan Sejarahnya!

  • Bagikan
Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia. (Foto: PDI Perjuangan)

Indo1.id – Bulan Juni memiliki makna khusus bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi para pengagum dan penerus perjuangan Bung Karno, proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia.

Bulan Juni disebut sebagai Bulan Bung Karno karena terdapat beberapa momen penting terkait sosok yang lahir pada 6 Juni 1901 ini.

Apa saja momen-momen tersebut? Berikut ulasannya:

– 1 Juni: Kelahiran Pancasila

Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan pidato bersejarah di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang membahas dasar negara Indonesia merdeka.

Dalam pidatonya, Bung Karno mengusulkan lima sila yang menjadi dasar negara, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Baca Juga :  Ganjar dan Para Ketum Parpol Hadiri Acara Puncak Bulan Bung Karno PDIP, di GBK

Kelima sila ini kemudian dikenal sebagai Pancasila, yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti lima prinsip.

Pancasila merupakan hasil pemikiran Bung Karno yang menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dari berbagai sumber, seperti agama, budaya, sejarah, filsafat, dan pengalaman perjuangan.

Pancasila kemudian ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia melalui Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945 dan UUD 1945 pada 18 Agustus 1945.

Pada tahun 2016, Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.

– 6 Juni: Kelahiran Bung Karno

Pada tanggal 6 Juni 1901, Bung Karno lahir di Surabaya dengan nama lengkap Kusno Sosrodihardjo.

Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Bung Karno merupakan anak keempat dari sembilan bersaudara.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Akan Menetapkan Pj Gubernur Jateng dalam Minggu Ini Menyusul Berakhirnya Masa Jabatan Ganjar Pranowo

Sejak kecil, Bung Karno sudah menunjukkan bakat kepemimpinan dan kecerdasannya.

Ia menempuh pendidikan di ELS (Europese Lagere School), HBS (Hogere Burger School), dan THS (Technische Hoogeschool) di Bandung.

Ia juga aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan dan politik, seperti Jong Java, Indische Partij, Partai Nasional Indonesia (PNI), hingga menjadi Presiden Republik Indonesia pada tahun 1945.

Bung Karno dikenal sebagai sosok visioner, karismatik, berwibawa, berani, dan cinta rakyat. Ia juga dikenal sebagai orator ulung yang mampu menggugah semangat perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan dan kemiskinan.

Ia juga memiliki cita-cita besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara besar yang dihormati dunia.

– 21 Juni: Wafatnya Bung Karno

Pada tanggal 21 Juni 1970, Bung Karno menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Gatot Subroto Jakarta akibat penyakit ginjal kronis yang dideritanya.

Baca Juga :  Partai Demokrat Tak Diundang ke Acara Puncak Bulan Bung Karno, Begini Kata Hasto!

Ia wafat pada usia 69 tahun dalam kondisi terasing dari kekuasaan setelah dicabut mandatnya sebagai presiden oleh MPRS pada tahun 1967.

Jenazah Bung Karno kemudian dimakamkan di Blitar dengan upacara kenegaraan yang sederhana.

Ribuan rakyat Indonesia berduka atas kepergian sang proklamator dan bapak bangsa.

Hingga kini, makam Bung Karno di Blitar menjadi tempat ziarah bagi para pengagum dan penerus perjuangannya.

Untuk mengenang jasa-jasa dan menghormati Bung Karno, bulan Juni ditetapkan sebagai Bulan Bung Karno oleh berbagai pihak, terutama oleh PDIP sebagai partai yang mengakui dirinya sebagai penerus cita-cita Bung Karno.

Bulan Bung Karno dimaksudkan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai, ajaran, dan keteladanan Bung Karno dalam membangun Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan