Psikolog Ungkap Popo Barbie Idap Disfora Gender Dan Eksibisionisme? Begini Penjelasannya !

  • Bagikan
Potret Popo Barbie saat live tik tok bergaya seperti perempuan (foto: tangkapan layar akun tik tok Popo Barbie)

Indo1.id – Psikolog di Jambi menduga Emboy Yasandra (27) alias Popo Barbie mengalami gangguan berupa disforia gender dan eksibisionisme.

Sebab Popo sebelumnya berperilaku sebagai perempuan, dan belakangan ini nekat live di media sosial saat masturbasi bersama manekin.

“Ada kemungkinan mengalami gender disforia gender, yaitu gangguan pada identitasnya, ia berjenis kelamin laki-laki, tetapi dia merasa bahwa dirinya itu memiliki peranan lawan jenisnya. Dia merubah penampilan yang berlawanan dari jenis kelamin,” tutur Dini Darmayanti, seorang psikolog

Baca Juga :  Berharap Pengen Rujuk Dengan Lady Nayoan, Rendy Kjaernett Ngemis Balikan Saat Di Pengadilan Negeri !

Disforia gender, ujar Dini, timbul karena faktor biologis dan faktor sosial, secara biologis terdapat gangguan hormon. Sedangkan faktor sosial dan psikologisnya, pengidap gangguan ini membutuhkan penerimaan dan pengakuan atas dirinya.

“Ini bisa saja dilakukan untuk diperhatikan, menjadi pusat perhatian atau menjadi orang yang fenomenal yang tidak sesuai dengan norma-norma. Sehingga akhirnya, dapat memilih melakukan tindakan itu,” bebernya.

Baca Juga :  Bak Artis Popo Barbie Disambut Histeris Oleh Para Tahanan 'popo Come here' !

Kelanjutannya, pengidap disforia gender dapat mengarah ke eksibisionisme, sehingga ingin menunjukkan kelaminnya pada orang-orang demi meraih kepuasan.

“Dia mengalami ejakulasinya itu, dan mendapatkan kepuasan ketika orang-orang melihat. Kalau saya baca, bukan kali ini saja ya dia memamerkan alat vitalnya,” ungkap Dini.

Penyebab timbulnya eksibisionisme, ujar Dini, itu bisa saja karena faktor anti sosial dan pengalaman traumatik.

Baca Juga :  Di Cibir Netizen Gegara Dianggap Penyanyi Modal Tampang Doang, Wika Salim Minta Bantuan Pasha Ungu !

“Orang yang eksibisionisme, biasanya orang terdekat sering mempermalukan yang akhirnya itu menimbulkan trauma. Sehingga memunculkan sifat narsistik, keinginan menjadi pusat perhatian dan dikagumi,” ujarnya.

Berdasarkan keterangan kepolisian, Popo nekat menampilkan masturbasi dengan manekin agar mendapatkan jumlah viewers yang besar dan meraih keuntungan.

Bagi Dini, faktor ekonomi itu bisa saja benar. Namun, tindakan itu tidak akan terwujud tanpa dorongan lain seperti penyimpangan.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan