Berserah diri kepada Allah SWT bukan berarti kita pasrah atau malas. Kita tetap harus berusaha dan beramal dengan ikhlas dan taqwa.
Kita tetap harus menjalankan kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba Allah SWT dan sebagai makhluk sosial.
Kita tetap harus berdoa dan memohon pertolongan Allah SWT dalam setiap urusan kita.
Namun, kita tidak boleh terlalu terikat atau bergantung pada hasil usaha atau amal kita. Kita tidak boleh sombong atau merasa berhak atas apa yang kita dapatkan.
Kita tidak boleh lupa atau ingkar kepada Allah SWT yang telah memberikan segala sesuatu kepada kita.
Kita harus menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini hanyalah pinjaman dari Allah SWT.
Kita harus menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini hanyalah sementara dan fana.
Kita harus menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini hanyalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, kita harus istirahatkan diri dari kesibukan mengatur kebutuhan dunia kita, dan lebih fokus pada kebutuhan akhirat kita.
Kita harus istirahatkan diri dari kesibukan mengejar dunia, dan lebih giat mengejar ridha Allah SWT.
Kita harus istirahatkan diri dari kesibukan menyenangkan diri sendiri, dan lebih berusaha menyenangkan Allah SWT.
Semoga nasihat Syekh Ibnu Atha’illah ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk menjadi hamba Allah SWT yang lebih baik.
Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.