Waduh, Kepala BKKBN Bilang 50 Ribu Anak Menikah Dini Karena Hamil di Luar Nikah

  • Bagikan
Test kehamilan. (Foto: pixabay)

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi yang memadai.

“Saya mengukurnya dari angka pernikahan dini itu 20 per 1.000 orang nikah, jadi setiap 1.000 pernikahan ada 20 nikah dini, itu data terkininya di tahun 2021. Tapi kalau kita masukkan faktor hamil di luar nikah, maka angkanya menjadi 50 per 1.000 orang nikah,” kata Hasto Wardoyo.

Baca Juga :  Wujudkan Smart City di IKN, PLN Siapkan Jaringan Listrik Terintegrasi Layanan Teknologi Digital

Hasto Wardoyo mengimbau setiap keluarga bahwa sebuah pernikahan harus direncanakan sebaik mungkin dan dilakukan pada usia yang bisa dikatakan cukup.

Ia juga menekankan pentingnya memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada masyarakat, khususnya remaja, agar mereka tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.

“Sangat penting untuk mencegah terjadinya pernikahan dini dan mencegah risiko lahirnya bayi stunting. Dan pendidikan kesehatan reproduksi jangan kita diskreditkan sebagai seksual education, pelajaran tentang hubungan seks, pelajaran seks beda dengan pelajaran hubungan seks,” kata Hasto Wardoyo.

Baca Juga :  KPK Tidak Ikut Menandatangani Draf RUU Perampasan Aset.

Untuk mendukung program GenRe, BKKBN bekerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dan media massa.

Program GenRe bertujuan untuk memberdayakan generasi muda agar dapat merencanakan masa depannya dengan bijak dan bertanggung jawab.

“GenRe adalah program yang sangat strategis untuk membangun karakter generasi muda yang berkualitas. Kami berharap program ini dapat terus berjalan dan mendapat dukungan dari semua pihak,” kata Hasto Wardoyo.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan