Jakarta Jadi Kota Paling Tercemar di Dunia, Ini Penyebab dan Dampaknya

  • Bagikan
Gambaran Jakarta berbalut kabut asap polusi. (Foto: freepik)

– Menyebabkan gangguan pernapasan seperti batuk, pilek, sesak napas, asma, bronkitis, pneumonia, dan kanker paru-paru.

Polusi udara dapat merusak selaput lendir dan jaringan paru-paru serta mengurangi kapasitas oksigen dalam darah.

– Menyebabkan gangguan jantung dan pembuluh darah seperti hipertensi, aritmia, serangan jantung, dan stroke.

Polusi udara dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu peradangan pada dinding pembuluh darah serta menyumbat aliran darah ke jantung dan otak.

– Menyebabkan gangguan saraf dan otak seperti sakit kepala, stres, depresi, gangguan memori, demensia, dan Alzheimer.

Baca Juga :  Pemudik yang Melewati Laut di Pelabuhan Makassar, Terjadi Peningkatan

Polusi udara dapat mempengaruhi fungsi neurotransmiter dan hormon serta merusak sel-sel saraf dan otak.

– Menyebabkan gangguan kulit dan mata seperti iritasi, alergi, eksim, psoriasis, katarak, dan kebutaan.

Polusi udara dapat merusak lapisan pelindung kulit dan mata serta menyebabkan peradangan dan infeksi.

Upaya Mengatasi Polusi Udara di Jakarta

Untuk mengatasi polusi udara di Jakarta, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Baca Juga :  Destinasi Wisata Pantai Pulau Payung Jakarta, Serasa di Bali

Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:

– Menerapkan standar emisi kendaraan bermotor yang lebih ketat dan melakukan uji emisi secara berkala.

Selain itu, mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda, transportasi umum, atau kendaraan listrik.

– Menerapkan standar emisi industri dan pembangkit listrik yang lebih ketat dan melakukan pengawasan secara berkala.

Selain itu, mendorong penggunaan energi terbarukan seperti surya, angin, atau biomassa.

Baca Juga :  Diduga Artis Ajak Joget Jokowi, Auto Kena Marah Pasmapres 'Tolong Sopan Santun Dijaga'

– Menerapkan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik dan mendorong pengurangan, penggunaan ulang, dan daur ulang sampah.

Selain itu, melarang pembakaran sampah dan lahan serta melakukan reboisasi dan pelestarian hutan.

– Meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dengan menggunakan filter udara, tanaman hijau, atau ventilasi yang baik.

Selain itu, meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengukur dan melaporkan kualitas udara.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan