Jakarta Jadi Kota Paling Tercemar di Dunia, Ini Penyebab dan Dampaknya

  • Bagikan
Gambaran Jakarta berbalut kabut asap polusi. (Foto: freepik)

– Pembakaran sampah dan lahan.

Jakarta memiliki masalah pengelolaan sampah yang belum optimal. Banyak sampah yang dibuang sembarangan atau dibakar di tempat pembuangan akhir (TPA).

Pembakaran sampah ini menghasilkan asap yang mengandung dioksin, furan, dan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) yang mencemari udara.

Selain itu, pembakaran lahan untuk membuka lahan pertanian atau perkebunan juga menyumbang polusi udara.

Baca Juga :  Presiden Joko Widodo Menginstruksikan Kepala BNPT Rycko Amelza Dahniel Untuk Melakukan Deradikalisasi Secara Optimal.

Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan

Polusi udara di Jakarta memiliki dampak negatif bagi kesehatan penduduknya, antara lain:

– Menyebabkan gangguan pernapasan seperti batuk, pilek, sesak napas, asma, bronkitis, pneumonia, dan kanker paru-paru.

Polusi udara dapat merusak selaput lendir dan jaringan paru-paru serta mengurangi kapasitas oksigen dalam darah.

– Menyebabkan gangguan jantung dan pembuluh darah seperti hipertensi, aritmia, serangan jantung, dan stroke.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Hadiri Upacara HUT ke-77 Bhayangkara di GBK, Apresiasi Kinerja Polri

Polusi udara dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu peradangan pada dinding pembuluh darah serta menyumbat aliran darah ke jantung dan otak.

– Menyebabkan gangguan saraf dan otak seperti sakit kepala, stres, depresi, gangguan memori, demensia, dan Alzheimer.

Polusi udara dapat mempengaruhi fungsi neurotransmiter dan hormon serta merusak sel-sel saraf dan otak.

Baca Juga :  Ganjar Pranowo Menerima Kunjungan Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta

– Menyebabkan gangguan kulit dan mata seperti iritasi, alergi, eksim, psoriasis, katarak, dan kebutaan.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan