Benarkah Israel Sudah Berhasil Ciptakan Embrio Manusia?

  • Bagikan
Ilustrasi sel embrio manusia. (Foto: BBC)

Namun, para ilmuwan menekankan bahwa model embrio tersebut bukanlah embrio sebenarnya.

Model embrio tersebut tidak memiliki potensi untuk berkembang menjadi janin atau bayi.

Model embrio tersebut juga tidak memiliki beberapa struktur penting lainnya, seperti sumbu primitif (primitive streak), yaitu garis pertama yang muncul pada permukaan embrio dan menentukan arah depan-belakang tubuh.

Para ilmuwan juga tidak tahu berapa lama model embrio tersebut dapat bertahan jika dibiarkan berkembang lebih lanjut.

Mereka hanya mengamati model embrio tersebut hingga usia 14 hari, sesuai dengan batas etis yang ditetapkan oleh banyak negara untuk penelitian embrio manusia.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari perkembangan awal manusia, serta penyebab infertilitas dan cacat lahir.

Baca Juga :  Bela Palestina, Ribuan Orang Turun Kejalan di Bandung

Para ilmuwan berharap bahwa model embrio tersebut dapat memberikan wawasan baru tentang proses-proses biologis yang terjadi pada minggu-minggu pertama setelah pembuahan.

Penelitian ini juga diharapkan dapat membuka peluang untuk mengembangkan jaringan atau organ manusia dari sel induk untuk tujuan transplantasi atau pengobatan.

Selain itu, penelitian ini juga dapat membantu mengurangi penggunaan embrio manusia asli dalam penelitian ilmiah, yang masih menimbulkan kontroversi etis dan hukum.

Penelitian ini merupakan salah satu dari beberapa upaya yang dilakukan oleh ilmuwan di seluruh dunia untuk menciptakan model embrio manusia dari sel induk.

Baca Juga :  Ngeri, Israel Lancarkan Serangan ke Jenin, Delapan Warga Palestina Tewas!

Sebelumnya, ilmuwan dari Universitas Cambridge dan California Institute of Technology juga telah melaporkan penciptaan model embrio manusia, tetapi dengan tingkat keserupaan dan kelengkapan yang berbeda.

Penelitian ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi telah mencapai kemajuan yang luar biasa dalam memahami dan merekayasa kehidupan manusia.

Namun, penelitian ini juga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan penting tentang batas-batas etis, moral, dan sosial dari penelitian tersebut.

Apakah model embrio tersebut dapat dianggap sebagai manusia? Apakah model embrio tersebut memiliki hak atau perlindungan hukum?

Apakah model embrio tersebut dapat digunakan untuk tujuan komersial atau militer?

Baca Juga :  Paus Fransiskus Mengecam Aksi Kekerasan di Palestina dan Israel

Penelitian ini juga mengingatkan kita bahwa masih banyak misteri dan tantangan yang harus dipecahkan dalam memahami kehidupan manusia.

Bagaimana cara kerja sel-sel dalam membentuk organ dan jaringan? Bagaimana cara kerja gen dalam mengatur perkembangan dan fungsi tubuh? Bagaimana cara kerja otak dalam menghasilkan kesadaran dan kecerdasan?

Penelitian ini adalah sebuah terobosan yang mengagumkan, tetapi juga sebuah peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam mengintervensi kehidupan manusia.

Kita harus menjaga keseimbangan antara kemajuan ilmiah dan tanggung jawab etis. Kita harus menjaga martabat dan nilai kehidupan manusia. Kita harus menjaga keajaiban dan rahasia kehidupan manusia.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan