Di antara tawanan itu, ada Syaima, saudara sepersusuan Muhammad, yang ikut ditawan karena ia termasuk keluarga Bujad dari Bani Sa’ad, salah satu pemimpin kaum Hawazin.
Syaima diperlakukan dengan kasar oleh pasukan Muslim yang tidak tahu siapa dirinya.
Ia merintih kesakitan dan mencoba memberitahu bahwa ia adalah saudara sepersusuan Muhammad.
Namun, tidak ada yang percaya padanya. Ia pun dibawa untuk menghadap Muhammad bersama tawanan lainnya.
Ketika bertemu dengan Muhammad, Syaima kembali mengaku bahwa ia adalah saudara sepersusuannya.
Namun, Muhammad juga tidak langsung percaya karena sudah lebih dari 50 tahun ia tidak bertemu dengan Syaima. Ia pun meminta bukti dari Syaima.
Syaima lalu mengingatkan Muhammad tentang kenangan masa kecil mereka.
Ia berkata, “Ingatkah kau, Nabi Allah, ketika aku memukul pangkal pahamu, kita bermain di dekat tenda, tenda keluarga kita Bani Sa’ad. Ketika kau naik ke punggungku dan menggigitku dengan gigitan kasih sayang?”