- F054952CEF20F0CD41E9111C0F7F3DC2

Kota Kuno Al Ula, Tempat Wisata yang Penuh Kontroversi

  • Bagikan
Penampakan benteng Al Ula yang dahulu Rasulullah SAW melarang umatnya untuk memasukinya. (Foto: x @imamkhairul)

Indo1.id – Arab Saudi baru-baru ini membuka kembali Kota Kuno Al Ula untuk para pelancong, sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan sektor pariwisata dan mengurangi ketergantungan pada minyak.

Kota Kuno Al Ula adalah salah satu situs bersejarah dan warisan dunia yang terletak di utara Madinah.

Namun, di balik keindahan dan kemegahan kota ini, tersimpan sejarah kelam dan kontroversi yang berkaitan dengan ajaran Islam.

Kota Kuno Al Ula dikenal juga sebagai Madain Saleh, yaitu tempat tinggal kaum Tsamud yang disebut dalam Al-Quran.

Kaum Tsamud adalah salah satu kaum yang mendapat azab dari Allah SWT karena tidak mau beriman kepada Nabi Saleh AS dan menyembah berhala.

Kaum Tsamud juga terkenal karena kemampuan mereka dalam memahat gunung-gunung menjadi rumah-rumah yang megah.

Menurut beberapa riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah melarang umat Islam untuk memasuki atau mengunjungi kota ini, karena khawatir terkena sisa-sisa laknat Allah SWT.

Baca Juga :  Kota Hilang Heracleion: Misteri dan Penemuan Kota Kuno Mesir yang Tenggelam di Laut

Nabi Muhammad SAW juga pernah menghindari kota ini ketika melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Janganlah kamu masuk ke tempat-tempat orang-orang yang telah diadzab Allah, kecuali kamu dalam keadaan menangis. Jika kamu tidak menangis (ketika masuk ke tempat itu), maka janganlah kamu masuk ke tempat itu, agar kamu tidak ditimpa apa yang menimpa mereka.” (HR. Bukhari no. 3389 dan Muslim no. 2980)

Meskipun demikian, Arab Saudi tetap membuka Kota Kuno Al Ula sebagai destinasi wisata, dengan alasan untuk melestarikan warisan budaya dan sejarah bangsa Arab.

Pemerintah Arab Saudi juga mengklaim bahwa larangan Nabi Muhammad SAW hanya berlaku pada masa itu, dan tidak ada dalil yang melarang umat Islam untuk mengunjungi kota ini pada masa sekarang.

Baca Juga :  Misteri Telur Emas di Dasar Laut Alaska, Apa Itu?

Kota Kuno Al Ula memiliki banyak daya tarik yang menarik perhatian para pelancong, seperti arsitektur kuno, pemandangan alam, festival budaya, dan museum.

Salah satu situs yang paling terkenal adalah Hegra atau al-Hijr, yaitu situs arkeologi yang dibangun oleh orang-orang Nabatean lebih dari 2.000 tahun lalu.

Hegra memiliki lebih dari 100 makam batu yang dipahat dengan indah dan memiliki tulisan-tulisan kuno.

Selain Hegra, ada juga situs Khuraibah, yaitu bekas ibu kota Kerajaan Lihyan yang memiliki beberapa makam dan prasasti kuno.

Ada juga situs Ikmah, yaitu sebuah lembah yang dipenuhi dengan batu-batu besar yang bertuliskan bahasa Lihyan dan Minaean.

Selain itu, ada juga bentuk-bentuk batu alami yang unik dan menarik, seperti batu mirip gajah dan batu mirip jamur.

Kota Kuno Al Ula menjadi salah satu proyek ambisius Arab Saudi dalam mengembangkan pariwisata.

Baca Juga :  Kota Kuno Sincheng yang Tenggelam 600 Tahun Lalu, Saksi Bisu Sejarah China

Pemerintah Arab Saudi berencana untuk menjadikan kota ini sebagai pusat seni dan budaya dunia, dengan membangun hotel-hotel mewah, restoran-restoran, galeri seni, taman-taman, dan fasilitas lainnya.

Pemerintah Arab Saudi juga berharap bahwa kota ini dapat menarik lebih dari dua juta pengunjung per tahun pada 2035.

Namun, pembukaan Kota Kuno Al Ula sebagai destinasi wisata juga menuai kontroversi di kalangan umat Islam.

Beberapa ulama dan cendekiawan Islam mengkritik keputusan Arab Saudi tersebut, dengan menganggapnya sebagai penghinaan terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW dan Al-Quran.

Mereka juga mengkhawatirkan bahwa kota ini akan menjadi tempat maksiat dan penyimpangan, serta merusak nilai-nilai Islam.

Bagaimana pendapat Anda tentang Kota Kuno Al Ula? Apakah Anda tertarik untuk mengunjunginya, atau mengikuti larangan Nabi Muhammad SAW? Berikan komentar Anda di bawah ini.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan