Banyak tanaman yang mati karena kekurangan cahaya dan air, sehingga menyebabkan kelaparan dan kepunahan bagi banyak spesies.
Manusia purba yang hidup pada saat itu juga mengalami kesulitan untuk bertahan hidup. Beberapa penelitian bahkan mengemukakan bahwa letusan Danau Toba hampir melenyapkan manusia dari muka bumi.
Salah satu teori yang populer adalah “teori botol leher” atau “bottleneck theory” . Teori ini menyatakan bahwa populasi manusia purba mengalami penurunan drastis akibat letusan Danau Toba, sehingga hanya tersisa sekitar 10.000 individu di seluruh dunia.
Hal ini menyebabkan keragaman genetik manusia menjadi sangat rendah, sehingga semua manusia modern berasal dari nenek moyang yang sama.
Namun, teori ini masih diperdebatkan oleh para ahli, karena ada juga bukti-bukti arkeologis dan genetis yang menunjukkan bahwa populasi manusia purba tidak terpengaruh secara signifikan oleh letusan Danau Toba .
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa manusia purba mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan mencari tempat-tempat yang lebih aman untuk hidup.
Beberapa tempat tersebut antara lain Afrika Selatan, India, dan Australia.
Letusan Danau Toba adalah salah satu peristiwa alam yang paling dahsyat dalam sejarah bumi. Letusan ini membuktikan bahwa gunung berapi memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengubah iklim dan kehidupan di dunia.
Letusan ini juga menjadi saksi bisu dari perjuangan manusia purba untuk bertahan hidup di tengah bencana. Letusan ini juga menjadi pelajaran bagi kita untuk lebih menghargai alam dan kehidupan.