Langkah ini, meskipun bertujuan mempercepat pembangunan, menuai kritik dari berbagai kalangan, terutama mahasiswa, karena dianggap lebih menguntungkan pihak asing daripada rakyat Indonesia.
Beberapa faktor pemicu utama adalah:
- Ketimpangan Ekonomi:
Pertumbuhan ekonomi yang pesat tidak merata dan menyebabkan kesenjangan sosial yang mencolok. - Kritik terhadap Investasi Asing:
Dominasi perusahaan asing dalam perekonomian, seperti perusahaan Jepang, memicu ketidakpuasan di kalangan masyarakat dan mahasiswa. - Kebijakan Pemerintah:
Pemerintah dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil dan terlalu fokus pada investor asing.
Aksi Demonstrasi Mahasiswa
Pada 14-15 Januari 1974, mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan organisasi lainnya menggelar demonstrasi besar-besaran di Jakarta.
Demonstrasi ini dipicu oleh kunjungan Perdana Menteri Jepang, Kakuei Tanaka, yang dianggap sebagai simbol dominasi ekonomi Jepang di Indonesia.
Tuntutan mahasiswa mencakup:
- Penolakan terhadap investasi asing yang merugikan rakyat.
- Reformasi kebijakan ekonomi yang lebih berkeadilan.
- Pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme di pemerintahan.
Kerusuhan 15 Januari 1974
Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi kerusuhan besar pada 15 Januari 1974.
- Kerusuhan Meluas: Massa yang marah mulai melakukan aksi pembakaran dan penjarahan terhadap properti milik perusahaan asing, terutama Jepang, seperti mobil dan gedung.
- Tindakan Represif Pemerintah: Aparat keamanan dikerahkan untuk membubarkan kerumunan, namun bentrokan antara demonstran dan polisi semakin memperburuk situasi.
Kerusuhan ini mengakibatkan:
- Kerugian Materi: Puluhan gedung dan kendaraan hancur terbakar.
- Korban Jiwa: Dilaporkan 11 orang meninggal dunia, ratusan luka-luka, dan ribuan ditangkap.
Dampak Peristiwa Malari
- Krisis Politik:
Peristiwa Malari menjadi pukulan bagi pemerintahan Soeharto, menunjukkan adanya ketidakpuasan besar terhadap kebijakan pemerintah. - Reformasi Kabinet:
Peristiwa ini memaksa Presiden Soeharto merombak kabinetnya dan memecat pejabat yang dianggap bertanggung jawab, termasuk Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), Jenderal Soemitro. - Pengendalian Ketat terhadap Mahasiswa:
Pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap gerakan mahasiswa dengan membatasi kebebasan berkumpul dan menyuarakan pendapat.
Warisan Peristiwa Malari
Malari menjadi pengingat penting dalam sejarah Indonesia tentang bagaimana ketidakpuasan terhadap ketimpangan ekonomi dan dominasi asing dapat memicu ketegangan sosial.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.