Indo1.id – Makam Sunan Tembayat atau Sunan Bayat adalah salah satu destinasi wisata religi yang terletak di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Makam ini merupakan tempat peristirahatan terakhir dari Sunan Tembayat, salah satu penyebar agama Islam di Jawa Tengah yang hidup pada abad ke-16.
Sunan Tembayat memiliki nama asli Ki Ageng Pandanaran II, yang merupakan Bupati Semarang yang kedua setelah Ki Ageng Pandan Arang.
Sunan Tembayat juga dikenal sebagai pendiri Kota Salatiga, yang berasal dari kata “salah tiga”, yang merujuk kepada tiga orang penyamun yang menjadi pengikut setianya.
Makam Sunan Tembayat memiliki arsitektur yang unik dan menarik, yaitu gabungan antara gaya Hindu dan Islam.
Hal ini terlihat dari adanya enam gapura atau pintu masuk yang berbentuk candi bentar dan paduraksa, yang merupakan ciri khas bangunan Hindu.
Gapura-gapura ini juga terbuat dari batu putih yang dipahat, seperti candi-candi pada masa itu.
Makam Sunan Tembayat dibangun pada masa Kerajaan Mataram Islam, sekitar abad ke-16 hingga 17. Hal ini diketahui dari prasasti-prasasti yang ada di gapura-gapura tersebut, yang menggunakan angka tahun Saka.
Prasasti pertama berada di Gapura Segara Muncar, yang menunjukkan tahun 1448 Saka atau 1526 Masehi.
Prasasti keempat berada di Gapura Panemut, yang menunjukkan tahun 1555 Saka atau 1633 Masehi.
Makam Sunan Tembayat menjadi salah satu tempat ziarah yang cukup populer di kalangan umat Islam, terutama para santri dari berbagai pondok pesantren.