Inilah Penyakit yang Sering Jadi Pemicu Kematian Jemaah Haji.

  • Bagikan
π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘Žπ‘˜π‘–π‘‘ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘€π‘’π‘›π‘—π‘Žπ‘‘π‘– π‘ƒπ‘’π‘šπ‘–π‘π‘’ πΎπ‘’π‘šπ‘Žπ‘‘π‘–π‘Žπ‘› π½π‘’π‘šπ‘Žπ‘Žβ„Ž π»π‘Žπ‘—π‘–. (πΉπ‘œπ‘‘π‘œ πΌπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š π»π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘›π‘π‘’π‘™π‘–π‘‘π‘Ž_𝑖𝑑)

Liliek menyatakan bahwa sekitar 70% jemaah haji Indonesia memiliki riwayat penyakit, sedangkan hanya 30% yang tidak memiliki riwayat penyakit. “Pada tahun 2019, terdapat 57.650 jemaah haji yang tidak memiliki riwayat penyakit dan 155.082 jemaah haji yang memiliki riwayat penyakit,” paparnya.

Menurut Liliek, kematian jemaah haji Indonesia sering terjadi pada saat puncak haji, yaitu setelah melaksanakan ibadah Arafah,

Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), karena pada masa tersebut, stamina kesehatan jemaah haji sudah menurun akibat aktivitas fisik yang berlebihan. “Puncak kematian harian tertinggi terjadi pada masa Armuzna sampai 5 hari pasca-Armuzna. Ini merupakan masa-masa yang sangat kritis karena jemaah harus berjalan kaki,” jelasnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan