Dua Pelajar dari Madrasah di Ponorogo Raih Kesempatan Kuliah Di Universitas Top Dunia

  • Bagikan
π·π‘’π‘Ž π‘ƒπ‘’π‘™π‘Žπ‘—π‘Žπ‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘€π‘Žπ‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘Žβ„Ž 𝑑𝑖 π‘ƒπ‘œπ‘›π‘œπ‘Ÿπ‘œπ‘”π‘œ π‘…π‘Žπ‘–β„Ž πΎπ‘’π‘ π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› πΎπ‘’π‘™π‘–π‘Žβ„Ž 𝐷𝑖 π‘ˆπ‘›π‘–π‘£π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘‡π‘œπ‘ π·π‘’π‘›π‘–π‘Ž (π΅π‘’π‘Ÿπ‘–π‘‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘‘π‘’ π‘“π‘œπ‘‘π‘œ)

“Sejak SMP saya sudah bercita-cita untuk kuliah di luar negeri. Sejak saat itu, saya selalu mencari informasi untuk bisa mendapatkan beasiswa karena orang tua saya hanya petani,” kata Etik.

Sama seperti Etik, Like juga telah berjuang keras untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Ia memilih untuk mengambil jurusan Bachelor Program of Biotechnology and Food Nutrition di NTU setelah ikut serta dalam kegiatan organisasi dan beberapa lomba serta berusaha meningkatkan nilai rapornya.

Proses seleksi untuk masuk universitas luar negeri sangatlah ketat. Kedua pelajar ini bersaing dengan pelajar lain dari seluruh dunia dan harus memiliki nilai rapor yang baik di sekolah. Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris yang di atas rata-rata juga menjadi persyaratan seleksi beasiswa.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan