PDIP: Anies Harus Minta Maaf Salah Baca Data Jalan Era SBY vs Jokowi

  • Bagikan
𝐴𝑛𝑖𝑒𝑠 π»π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘  π‘€π‘–π‘›π‘‘π‘Ž π‘€π‘Žπ‘Žπ‘“ π‘†π‘Žπ‘™π‘Žβ„Ž π΅π‘Žπ‘π‘Ž π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π½π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘†π΅π‘Œ 𝑣𝑠 π½π‘œπ‘˜π‘œπ‘€π‘–. (πΈπ‘˜π‘œπ‘›π‘œπ‘šπ‘– 𝑏𝑖𝑠𝑛𝑖𝑠 π‘“π‘œπ‘‘π‘œ)

Gilbert merasa aneh Anies menyalahkan media setelah salah membaca data BPS. Dia menyebutkan, Anies seharusnya mempertanyakan dan memvalidasi data tersebut sebelum disampaikan ke publik.

β€œYang terjadi adalah menyalahkan Katadata, salah satu media, sebagai sumber informasi. Seharusnya Anies dan timnya menggunakan akal sehat dalam menyikapi berita tersebut karena sebagai peneliti yang menggunakan data, seharusnya mempertanyakan terlebih dahulu keabsahan data tersebut. ,” jelasnya.

“Anies dan timnya seolah-olah baru di negeri ini karena pada masa kepresidenan SBY, tidak ada berita signifikan mengenai progres pembangunan jalan di Indonesia. Jadi, aneh jika data itu langsung digunakan tanpa menggunakan akal sehat,” lanjutnya.

Selain itu, sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta, Gilbert juga menilai Anies tidak boleh membandingkan pembangunan jalan di era Jokowi dan SBY. Dia berdalih, pada masa Anies menjabat sebagai Gubernur Jakarta, jalan justru dipersempit dengan melebarkan trotoar.

Baca Juga :  Ketua BPOPKK Partai Demokrat Herman Khaeron Mengkritik , Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.

β€œSeharusnya Anies sendiri tidak melontarkan pernyataan seperti itu karena yang dilakukan di Jakarta adalah penyempitan jalan dengan memperluas trotoar dan mengambil jalan yang ada untuk jalur sepeda. Kemacetan lalu lintas di Jakarta kini semakin parah akibat kebijakan penyempitan jalan yang sesat itu. Selain itu, Anies mengganti nama jalan dan membangun tugu bambu, sepeda, dan sepatu,” ujarnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan