Mualimin menjelaskan bahwa dalam video tersebut, TNI dan Panglima TNI digambarkan seolah-olah memimpin pasukan yang mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Hal ini jelas merupakan kebohongan, karena TNI diwajibkan untuk tetap netral dalam hal Pemilu. Selain itu, TNI juga telah memberikan klarifikasi dan bantahan terkait masalah ini. Mualimin menyebutkan bahwa penyebaran video tersebut dapat memicu kerusuhan.
“Oleh karena itu, ketika berita bohong seperti ini menyebar di masyarakat, yang kami khawatirkan adalah terjadinya kerusuhan,” ujarnya.
Mualimin menjelaskan bahwa pelaporan juga dilakukan karena TNI tidak memiliki wewenang untuk mengambil tindakan sendiri. Karena dari klarifikasi yang diberikan, pelaku bukanlah anggota TNI, melainkan warga sipil. Oleh karena itu, penyelidikan kasus menjadi tugas kepolisian.
“Jadi jangan sampai terbalik. Jangan sampai TNI mencari pelakunya sendiri dan setelah ditindak baru diserahkan kepada kepolisian. Beberapa kasus sebelumnya membuat kami sedikit khawatir terhadap kondisi pelaku ketika ada tindakan di luar batas,” tambahnya.
TNI Menegaskan Video Hoax
Beredarlah sebuah video dengan narasi bahwa ribuan anggota TNI dipimpin oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono melakukan deklarasi mendukung Anies Baswedan sebagai Presiden 2024. Namun, TNI memastikan bahwa video tersebut merupakan hoax.
“Pemberitaan viral yang disampaikan oleh Menara Istana dengan durasi 8 menit dan 2 detik dengan judul ‘dipimpin langsung oleh Panglima Yudo Margono!! Ribuan anggota TNI secara resmi mendeklarasikan Anies sebagai presiden 2024’ adalah HOAX,” tulis Pusat Penerangan (Puspen) TNI melalui akun Instagram-nya pada Rabu 17 Mei 2023.