PKS Sebut Kunjungan Ke Mahfud MD Hanya Pastikan Pemilu 2024 Sesuai Konstitusi!

  • Bagikan
Ketua DPP PKS Al Muzammi. (Foto: PKS)

“Kami juga bicara isu pemilu terbuka dan tertutup. Juga isu radikalisme yang cenderung bersifat Islamphobia. Pembicaraan mengalir santai dan informal,” ucapnya.

Muzammi menjelaskan bahwa pertemuan dengan Mahfud sudah pernah terjadi jauh sebelum para ketum parpol Koalisi Perubahan untuk Persatuan bertemu di pulau milik Ketum NasDem Surya Paloh pada tanggal 19 Mei lalu.

Muzammi mengatakan saat itu Mahfud mendapat perhatian dari para capres karena mengungkap kasus pencucian uang di lingkungan Kementerian Keuangan.

Baca Juga :  Ganjar Gandeng Ulama Hingga Tokoh Masyarakat Menjelang Pemilu 2024.

“Pertemuan terakhir koalisi itu tanggal 19 Mei kemarin di Kepulauan Seribu di tempat Pak Surya Paloh. Tiga pimpinan partai, Demokrat diwakili oleh AHY, Surya Paloh, dari PKS ada Ketua Majelis Syuro dan Presiden Syaikhu, sepakat bahwa kita akan terus berkoalisi maju terus koalisi kita, dengan capres Pak Anies Baswedan. Adapun cawapres nanti kita serahkan Pak Anies untuk menilainya, tentu dengan kesepakatan tiga partai,” kata Muzammi.

Baca Juga :  Makin Panas! Demokrat Balik Sentil Sekjen PDIP.

“Pertemuan dengan Prof Mahfud itu tanggal 15 April, ketika Prof Mahfud sedang ramai-ramainya kasus money laundry yang ramai di Komisi III dan Komisi XI, beliau lagi naik daun, kita menyampaikan, ‘Prof, dapat perhatian dari semua capres nih’. Jadi konteksnya apresiasi langkah Prof Mahfud,” lanjutnya.

Muzammi menegaskan bahwa Koalisi Perubahan untuk Persatuan akan solid, termasuk soal penentuan cawapres Anies. Dia mengatakan PKS tidak akan terpengaruh oleh pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang menyebut AHY masuk dalam radar cawapres Ganjar Pranowo.

Baca Juga :  Bawaslu Tidak Temukan Pelanggaran Kampanye Dalam Kasus Bagi Amplop di Sumenep!

“Itu menunjukkan AHY punya nilai jual dan berkualitas, sehingga menjadi salah satu pertimbangan Puan menjadi cawapres. Namun, PKS yakin AHY tak goyah dan tetap bersama KPP. Namun, bisa juga ini hanya gimik-gimik Puan untuk memecah konsentrasi Demokrat dalam KPP,” kata Muzammi.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan