Air Artesis Diantara Sebuah Kebutuhan dan Problem Penurunan Muka Tanah

  • Bagikan

Penurunan muka tanah ini tidak hanya berpotensi menenggelamkan suatu wilayah, tapi juga merusak struktur bangunan, banjir rob, hingga cakupan wilayah banjir yang meluas.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah preventif dan mitigatif dari pemerintah dan masyarakat.

Beberapa langkah preventif yang dapat dilakukan antara lain adalah:

– Mengatur penggunaan air artesis dengan memberlakukan izin, kuota, tarif, dan sanksi bagi pelanggar.

Baca Juga :  Erick Thohir Menanggapi Tuduhan Politisasi Renovasi JIS untuk Piala Dunia U-17

– Mendorong penggunaan sumber air alternatif yang ramah lingkungan, seperti air hujan, air sungai, air limbah terolah, dan air laut terdesalinasi.

– Melakukan konservasi air dengan menghemat penggunaan air, memperbaiki kebocoran pipa, dan menggunakan teknologi irigasi tetes.

– Melakukan recharging atau pengisian kembali akuifer dengan cara membuat sumur resapan, biopori, kolam retensi, dan taman infiltrasi.

Baca Juga :  Ahli Ungkap Penyebab Buruh Tak Jadi Kekuatan Politik Besar di Indonesia

Sementara itu, beberapa langkah mitigatif yang dapat dilakukan antara lain adalah:

– Melakukan pemantauan dan pemetaan penurunan muka tanah dengan menggunakan teknologi satelit, GPS, atau InSAR.

– Melakukan perbaikan dan penguatan struktur bangunan yang terkena dampak penurunan muka tanah dengan menggunakan teknik grouting, underpinning, atau micro-piling.

– Melakukan pembangunan infrastruktur untuk mengantisipasi banjir rob dan banjir akibat penurunan muka tanah dengan membuat tanggul laut, pompa air, pintu air, dan drainase.

Baca Juga :  Hari Ke-7 Layani Nataru, Transaksi SPKLU PLN Cetak Rekor Tertinggi, Naik Lebih 400 Persen!

– Melakukan relokasi atau rehabilitasi masyarakat yang terdampak penurunan muka tanah dengan memberikan bantuan sosial, ekonomi, dan lingkungan.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan