Pada tahun 1854, Louis Vuitton memutuskan untuk membuka usaha sendiri dengan mendirikan label Louis Vuitton di Rue Neuve des Capucines di Paris.
Ia mulai dengan menjual koper-koper berbahan kanvas trianon berwarna abu-abu yang memiliki bagian atas rata dan dapat ditumpuk dengan mudah.
Koper-koper ini menjadi inovasi baru pada saat itu, karena sebelumnya koper-koper biasanya memiliki bagian atas cembung agar air tidak menggenang di atasnya.
Koper-koper buatan Louis Vuitton segera menarik perhatian banyak orang karena kualitas dan desainnya yang unik.
Ia juga berpartisipasi dalam pameran dunia Exposition Universelle tahun 1867 di Paris dan mendapatkan penghargaan atas produk-produknya.
Namun, kesuksesannya juga menimbulkan banyak peniru yang mencoba menjiplak desain-desainnya.
Untuk melindungi produk-produknya dari duplikasi, Louis Vuitton mengubah desain kanvas trianon menjadi desain garis-garis berwarna krem dan cokelat pada tahun 1876.
Pada tahun 1888, ia menciptakan pola damier (petak-petak) berwarna cokelat dan beige dengan logo “marque L. Vuitton déposée” (merek dagang terdaftar L. Vuitton).
Pada tahun 1896, ia menciptakan pola monogram LV yang terinspirasi dari inisial namanya dan motif bunga-bunga geometris.
Louis Vuitton meninggal pada tahun 1892 dan meninggalkan usahanya kepada putranya, Georges Vuitton.
Georges melanjutkan warisan ayahnya dengan mengembangkan produk-produk baru dan memperluas pasar ke seluruh dunia.
Ia juga merupakan orang yang menciptakan kunci tahan pencuri yang dipatenkan pada tahun 1890 dan digunakan hingga sekarang.
Salah satu produk terkenal yang dibuat oleh Georges adalah koper berbentuk persegi panjang dengan sudut-sudut yang diperkuat yang disebut “malle” (peti).
Koper ini dibuat khusus untuk bankir Amerika, Albert Kahn, yang ingin membawa dokumen-dokumen penting dalam perjalanannya.
Koper ini kemudian menjadi ikonik dan menjadi inspirasi bagi banyak produk LV lainnya.
Georges juga bertanggung jawab atas pembukaan gerai pertama LV di luar Prancis, yaitu di London pada tahun 1885.
Ia juga membuka gerai di New York, Bombay, Washington, London, Alexandria, dan Buenos Aires.
Pada tahun 1914, ia membangun gedung utama LV di Champs-Élysées, yang menjadi gerai terbesar di dunia pada saat itu.
Georges Vuitton meninggal pada tahun 1936 dan meninggalkan usahanya kepada putranya, Gaston-Louis Vuitton.
Gaston melanjutkan tradisi keluarganya dengan menciptakan produk-produk baru dan inovatif, seperti tas tangan Noé untuk membawa botol anggur, tas tangan Speedy untuk perjalanan sehari-hari, dan tas tangan Alma yang terinspirasi dari bentuk malle.
Gaston juga memperkenalkan bahan-bahan baru untuk produk-produk LV, seperti kulit, nilon, logam, dan plastik.
Ia juga mengembangkan kerjasama dengan seniman-seniman terkenal, seperti Salvador Dali, untuk membuat produk-produk edisi terbatas. Ia juga mendukung seni dan budaya dengan mendirikan yayasan Louis Vuitton untuk melestarikan warisan artistik Prancis.
Gaston-Louis Vuitton meninggal pada tahun 1970 dan meninggalkan usahanya kepada cucunya, Henry Racamier.
Henry mengubah LV menjadi sebuah konglomerat mewah dengan mengakuisisi beberapa brand ternama lainnya, seperti Moët et Chandon dan Hennessy pada tahun 1987 untuk membentuk LVMH (Louis Vuitton Moët Hennessy).