Bupati Sugiri Sancoko mengungkapkan bahwa larungan sesaji adalah tradisi masyarakat sekitar Telaga Ngebel yang terjaga turun temurun.
Maknanya bukan sekedar menenggelamkan hasil bumi dari olah pertanian ke tengah telaga seluas 160 hektare itu.
”menenangkan sebagai bentuk doa dan rasa syukur yang dikemas secara teatrikal. ”Saat diberangkatkan tadi diiringi lantunan sholawat,” ucapnya.
Bupati menginginkan Larung Sesaji dan Risalah Doa dilaksanakan lebih meriah bersamaan gelaran Grebeg Suro tahun depan.
”Ngebel adalah jujugan wisata mempesona.
Hari ini tugas kita adalah bagaimana kita memberikan warna, memberikan ruh kepada Ngebel agar Ngebel semakin moncer,” terangnya.