Spanyol mengalami kekeringan yang parah akibat curah hujan yang rendah selama musim dingin dan musim semi.
Reservoir air di Spanyol rata-rata berada di bawah 50 persen dari kapasitasnya, dan di beberapa daerah seperti Andalusia dan Catalonia, levelnya turun menjadi sekitar 25 persen.
Kekeringan ini juga meningkatkan risiko kebakaran hutan, yang telah terjadi di beberapa tempat dan menghanguskan ribuan hektar lahan.
Cuaca panas ekstrem juga berdampak pada ekonomi, terutama pada sektor pertanian dan pariwisata.
Petani mengalami kerugian akibat gagal panen dan kematian ternak. Pariwisata juga terganggu akibat pembatasan perjalanan dan aktivitas di luar ruangan.
Menurut perkiraan Bank Dunia, cuaca panas ekstrem dapat menurunkan produk domestik bruto (PDB) Spanyol hingga 1,4 persen pada tahun 2023.
Untuk mengatasi situasi ini, pemerintah Spanyol telah mengambil beberapa langkah-langkah, antara lain:
– Melarang pekerjaan di luar ruangan saat AEMET mengeluarkan peringatan tentang risiko suhu tinggi yang ekstrem.
Larangan ini berlaku untuk pekerjaan seperti pembersihan jalan dan pertanian.
– Memberikan bantuan kepada petani yang terkena dampak kekeringan dan kebakaran hutan.
Bantuan ini meliputi subsidi air, pinjaman murah, dan perpanjangan waktu pembayaran pajak.
– Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya cuaca panas ekstrem dan cara-cara untuk mencegahnya.
Pemerintah juga menyediakan fasilitas-fasilitas seperti tempat penampungan, pendingin udara, dan air minum gratis bagi masyarakat yang membutuhkannya.