Apalagi keputusannya dilakukan tanpa peringatan terlebih dahulu, sehingga Kaspersky tak punya kesempatan mengatasi hal-hal yang dikhawatirkan tersebut.
Kaspersky juga menilai belum ada bukti yang membenarkan klaim Kanada.
Alhasil, Kaspersky menilai bahwa pemblokiran dilakukan sebagai respons dari iklim geopolitik saat ini, bukan karena produknya.
“Karena belum ada bukti atau proses yang membenarkan tindakan ini, keputusan itu sangat tidak didukung dan merupakan respons terhadap iklam geopolitik, ketimbang evaluasi integritas produk dan layanan Kaspersky,” demikian keterangan Kaspersky dikutip oleh Indo1.id dari Reuters, Rabu (1/11/2023).
Adapun WeChat belum memberikan tanggapan soal pemblokiran aplikasinya di Kanada.
Namun, Kementerian Luar Negeri China memberikan respons terhadap pemblokiran ini.
Menurut Kementerian Luar Negeri China, Kanada menyalahgunakan kekuasaan nasional dan menekan perusahaan di negara tertentu secara tidak wajar.
Untuk itu, pihaknya berharap Kanada mematuhi prinsip ekonomi pasar dengan menyediakan lingkungan bisnis yang adil.
“Kami berharap pihak Kanada menyingkirkan prasangka ideologis, mematuhi prinsip-prinsip ekonomi pasar dan menghadirkan lingkungan bisnis yang adil serta tidak diskriminatif bagi perusahaan China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.
Adapun WeChat dan Kaspersky bukan aplikasi pertama yang diblokir di Kanada.
Sebelumnya, pemerintah Kanada juga memblokir TikTok pada Februari lalu. Karena diblokir, aplikasi TikTok dihapus dari perangkat milik pemerintah.
Alasannya masih sama seperti dua aplikasi yang diblokir saat ini, yaitu karena masalah privasi dan keamanan.