Namun, ketika ia hendak menyembelih putranya, pisau tersebut tidak dapat memotong leher Ismail.
Hal ini karena Allah SWT telah mengganti Ismail dengan seekor domba jantan yang gemuk.
– Allah SWT pun berseru kepada Nabi Ibrahim AS bahwa ia telah lulus dalam ujian tersebut dan telah menunjukkan ketaatan dan pengorbanannya yang luar biasa.
Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 103-107:
” Maka tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Dan Kami tinggalkan (pemberian pahala) baginya di kalangan orang-orang yang kemudian (datang).”
Dari kisah ini, kita dapat belajar tentang nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah qurban, yaitu:
– Ketaatan kepada Allah SWT dan kesediaan untuk mengorbankan apa yang kita cintai demi-Nya.
– Kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah SWT.
– Kepedulian dan kebersamaan dengan sesama umat Islam, terutama yang kurang mampu, dengan membagi-bagikan daging qurban kepada mereka.
Demikianlah artikel berita tentang cerita sejarah awal ibadah qurban dalam Islam. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang ibadah yang mulia ini.