Indo1.id – Pelepasan air limbah nuklir Fukushima Jepang telah menimbulkan kontroversi di beberapa negara tetangga seperti Korea Selatan dan Tiongkok.
Di Korea Selatan, banyak warga membeli garam laut dalam jumlah besar sebagai respons terhadap rencana Jepang untuk membuang lebih dari 1 juta metrik ton air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak ke laut.
Air ini sebagian besar digunakan untuk mendinginkan reaktor yang rusak di pembangkit listrik Fukushima di utara Tokyo, setelah mengalami gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011.
Beberapa warga Korea Selatan khawatir akan dampak dari pelepasan air limbah tersebut dan telah memutuskan untuk membeli garam laut dalam jumlah yang lebih besar sebagai langkah pencegahan.
Mereka percaya bahwa garam laut dapat melindungi mereka dari radioaktivitas yang mungkin ada dalam produk-produk laut yang berasal dari perairan dekat Fukushima.
Otoritas perikanan Korea Selatan telah memastikan bahwa mereka akan terus memantau kadar radioaktivitas di ladang garam dan melarang impor makanan laut dari perairan dekat Fukushima.
Sebagai tanggapan terhadap kekhawatiran publik, pemerintah Korea Selatan telah melepaskan sekitar 50 metrik ton garam setiap hari dengan diskon 20% dari harga pasar hingga tanggal 11 Juli.
Langkah ini diambil untuk membantu mengurangi kekhawatiran masyarakat terhadap ketersediaan garam dan mendorong mereka agar tidak panik membeli dalam jumlah yang berlebihan.