Pengobatan yang tersedia hanya bersifat suportif atau membantu mengatasi gejala dan komplikasi.
Oleh karena itu, upaya pencegahan menjadi sangat penting untuk menghindari penularan virus ini.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
– Menghindari kontak langsung dengan hewan yang diduga atau diketahui terinfeksi virus Nipah, seperti kelelawar dan babi.
– Menghindari konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh hewan tersebut, seperti buah-buahan yang digigit oleh kelelawar.
– Memasak makanan hingga matang sebelum dikonsumsi.
– Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah bersentuhan dengan hewan atau orang yang sakit.
– Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker, sarung tangan, dan jas lab saat merawat atau menangani orang atau hewan yang terinfeksi.
– Melaporkan kasus-kasus yang dicurigai atau terkonfirmasi infeksi virus Nipah kepada petugas kesehatan setempat.
Lalu, bagaimana potensi penyebaran virus Nipah ke Indonesia? Menurut epidemiolog Dicky Budiman pada Kamis (14/9/2023), potensi penyebaran virus Nipah masih rendah mengingat jarak antara Kerala Utara dengan Indonesia cukup jauh. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan terjadinya penularan melalui perjalanan lintas negara atau perdagangan hewan.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar pemerintah Indonesia meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap ancaman virus Nipah.
Ia juga mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap menjaga kesehatan dan kebersihan diri serta lingkungan untuk mencegah penularan penyakit-penyakit infeksi, termasuk virus Nipah.