“Kenapa di Kaltim tahun 2023, pedagang pada resah, karena jualannya pada sepi dan lesu. Ada apa dengan pencari rezeki begitu susahnya sekarang. Saya juga merasakannya, gimana di tempat teman-teman,” tulis akun @andra******.
Tak hanya pedagang, para porter atau kuli angkut di pasar juga terdampak oleh sepinya pembeli.
Mereka mengatakan bahwa mereka tidak mendapat panggilan untuk mengangkut barang-barang dagangan dari pedagang ke pembeli.
Mereka pun kesulitan untuk mencari nafkah sehari-hari.
“Bos-bos di daerah porter Tanah Abang memanggil. Kapan mau belanja? Porter dari pagi sampai siang belum ada panggulan. Sekadar buat makan pun sekarang susah bos,” ujar salah satu porter.
Jeritan para pedagang dan porter ini mendapat respons simpatik dari netizen.
Banyak yang memberikan dukungan dan doa agar mereka bisa bertahan dan bangkit kembali.
Ada juga yang memberikan saran agar mereka bisa meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, serta memanfaatkan platform online lain selain Tiktok.
Namun, ada juga netizen yang menilai bahwa berjualan live di Tiktok bukanlah solusi yang tepat untuk meningkatkan penjualan.
Mereka mengatakan bahwa Tiktok lebih cocok untuk hiburan dan edukasi, bukan untuk berbelanja.
Mereka juga menyarankan agar pedagang lebih selektif dalam memilih media sosial yang sesuai dengan target pasar mereka.