Tak hanya itu, ia juga mengungkap bahwa wajah Mirna berwarna biru.
Sementara, jika keracunan sianida, harusnya jasad korban berwarna merah terang.
“Saya lihat mukanya, salah satu tanda utama orang keracunan sianida adalah bikin mukanya merah terang, lebam mayatnya merah terang, ini lebam mayatnya biru, mukanya biru, semuanya biru jadi nggak cocok,” ujar dr. Djadja.
Ia menjelaskan bahwa kadar sianida yang mematikan jika dikonsumsi itu antara 150 mg hingga 250 mg, sedangkan dalam tubuh Mirna tidak sebanyak itu.
“Nah sekarang soal kadar, yang lethal dose itu dosisnya kalau dimakan tuh 50 persen orang pasti mati, itu antara 150 sampai 250 mg,” kata dia.
Sehingga, disimpulkan bahwa kematian Mirna Salihin bukan karena racun sianida sebagaimana diyakini publik.
Adapun penyebab asli kematian Mirna, dr. Djadja tak bisa memastikan karena jasad putri Edi Darmawan tersebut tidak diotopsi.








