Yang terkena dampak berikutnya adalah layanan telekomunikasi karena kelebihan pengguna dan dengan terputusnya internet, layanan operator dan jaringan data pada akhirnya akan gagal, hanya menyisakan sambungan telepon rumah.
Menurut Departemen Kesehatan AS, sekitar 50,8 persen rumah tangga Amerika sekarang nirkabel, 39,4 persen memiliki telepon nirkabel dan telepon rumah, dan hanya 6,5 persen rumah yang memiliki telepon rumah.
Dampak Fatal Bagi Ekonomi
Perusahaan serta institusi besar semuanya sangat bergantung pada internet dan kemampuannya.
Bank akan menghadapi backlog besar karena kegagalan ATM, bersama dengan cek dan transfer uang harus dilakukan secara manual.
Perbankan online akan turun dan tidak akan ada pembelian PayPal atau Visa. Pasar saham juga menjadi tidak dapat beroperasi karena pemadaman internet.
Bisnis besar akan menghadapi gejolak. Situs web tidak akan ada lagi dan tugas-tugas mulus seperti memesan persediaan dan mengelola database.
Akses ke dokumen dan data penting akan hilang, dan perusahaan seperti Google dan Amazon akan menjadi usang.
Internet sudah mendarah daging dalam kehidupan kita sehari-hari dan gangguan sekecil apa pun akan berdampak.
“Ada pasukan orang yang siap untuk memperbaiki keadaan,” kata Scott Borg dari United States Cyber Consequences Unit, sebuah lembaga penelitian nirlaba. Borg menyatakan bahwa penyedia internet dan perusahaan memiliki rencana, orang, dan proses yang siap jika terjadi pemadaman internet besar-besaran untuk memastikan kita tidak akan pernah melihat dunia tanpa internet.
Ancaman Bagi Kiamat Internet
Di sebutkan Sebuah studi baru, memberikan peringatkan bahwa badai matahari super yang terjadi sekali dalam sekitar satu abad, dapat menjerumuskan dunia ke dalam kiamat Internet.
hal ini diprediksi bisa membuat sebagian besar perangkat selular masyarakat offline selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Matahari terus-menerus membombardir Bumi dengan partikel elektromagnetik. Normalnya, partikel-partikel yang menciptakan angin matahari biasanya dikirim ke kutub oleh perisai magnet Bumi yang pada akhirnya melindungi planet ini dari kerusakan nyata.
Sekitar setiap 100 tahun, angin matahari ini berubah menjadi badai matahari besar, menurut para peneliti, yang dapat memiliki konsekuensi serius bagi kehidupan modern.
Dalam studi berjudul ‘Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse’ yang dipresentasikan pada konferensi komunikasi data SIGCOMM 2021, penulisnya Sangeetha Abdu Jyothi dari University of California, mengungkap bahwa kemajuan teknologi modern bertepatan dengan periode aktivitas matahari yang lemah dan pusat Tata Surya ini diperkirakan akan menjadi lebih aktif dalam waktu dekat.
Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan cuaca ruang angkasa yang ekstrem berdampak langsung ke Bumi antara 1,6 dan 12 persen dalam dekade berikutnya.