indo1.id – Kader PDI Perjuangan, Anggota DPRD TKT I Jawa Barat yang juga menjabat Sekretaris Jendral ( Sekjen) DPP PA GMNI Abdy Yuhana dengan tegas mengatakan, arus globalisasi merupakan salah satu pematik munculnya ideologi alternatif yang merangsak masuk sendi-sendi bangsa melalui berbagai media informasi, yang bisa di jangkau oleh entitas anak bangsa.
Abdy mangatakan, dua ideologi yang tengah menguat dalam konteks internasionalisme yaitu paham liberalisme dan paham radikalisme agama.
Untuk itu, Abdy menegaskan, Indonesia wajib keluar dari dominasi dua ideologi tersebut dan membutuhkan kokohnya Pancasila sebagai ideologi Negara.
“Liberalisme yang mengagungkan paham individualisme menghendaki adanya kebebasan yang tak terbatas dimiliki oleh setiap individu dalam sebuah Negara, sehingga peran Negara menjadi sedikit dan dipraktikkan dengan demokrasi mayoritas dalam konteks Indonesia,” Tegas Abdy, melalui pernyataan tertulis kepada indo1.id ( 13/02/23).
Bukan saja tidak sesuai dengan budaya gotong royong, liberalisme yang sesungguhnya telah ditinggalkan oleh negara-negara di dunia, sambung Politisi PDI Perjuangan, ( Sekretaris DPD PDI Perjuangan Periode 2015-2019) itu.
Seperti diungkapkan Arend Lijphart, Abdy menjelaskan kebanyakan pemerintah demokratis lebih menganut model konsensus atau demokrasi yang mengarusutamakan konsensus.
“Hal ini sudah sejalan dengan Pancasila yang menambil jalan musyawarah mufakat sebagai pedoman dalam mengambil keputusan,” jelas Abdy.
Pancasila sebagai leitstar atau pedoman dalam mengelola kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Sambungnya.
Tidak ada staatide (konsep Negara) lain yang tepat bagi bangsa Indonesia yang dapat memperkokoh persatuan, keutuhan dan kesatuan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.