Tak menunggu lama, kami memulai pendakian sekitar pukul 10.00 WIB.
Jalur pendakian Gunung Lawu via Cetho terdiri dari enam pos dan dua puncak. Berikut ini adalah rincian jalur pendakiannya:
• Pos 1 Mbah Branti di ketinggian 1.702 mdpl
• Pos 2 Brak Seng di ketinggian 1.906 mdpl
• Pos 3 Cemoro Dowo biasa disebut pula Pos Air di ketinggian 2.250 mdpl
• Pos 4 Penggik berada di ketinggian 2.550 mdpl
• Pos 5 Bulak Peperangan di ketinggian 2.861 mdpl
• Pos 6 Gupakan Menjangan berada di ketinggian 2.952 mdpl
• Pasar Dieng berada di ketinggian 3.104 mdpl
• Hargo Dalem di ketinggian 3.142 mdpl
• Hargo Dumilah, Puncak dari Gunung Lawu berada di ketinggian 3.265 mdpl
Jalur pendakian ini cukup landai dan tidak terlalu sulit untuk dilewati.
Kami berdua menikmati setiap pemandangan yang ada di sepanjang jalur, seperti hutan pinus yang rindang, sabana yang luas, bunga edelweis yang cantik, hingga padang batu yang eksotis.
Di setiap pos, kami beristirahat sejenak untuk mengisi air minum, makan, atau sekadar mengobrol dengan sesama pendaki.
Kami juga menjumpai beberapa shelter yang dapat dimanfaatkan untuk bermalam jika diperlukan.
Salah satu hal yang menarik dari jalur ini adalah adanya beberapa situs bersejarah yang kami lewati, seperti Candi Cetho, Candi Sukuh, dan Candi Kethek.
Kami sempat berhenti sejenak untuk mengagumi arsitektur dan relief candi-candi tersebut yang memiliki ciri khas khas Hindu-Jawa.
Selain pemandangan dan situs bersejarah, jalur pendakian Gunung Lawu via Cetho juga menyimpan banyak cerita mistis dan holistik yang membuat kami merinding sekaligus kagum.