Seiring berjalannya waktu, mitos ini menjadi semakin kuat dan tersebar luas di kalangan masyarakat, bahkan sampai ke tingkat nasional.
Meskipun hanya berdasarkan kepercayaan dan mitos, dampaknya cukup signifikan dalam konteks politik.
Beberapa presiden memilih untuk menghindari kunjungan ke Kediri, mungkin karena takut akan kutukan tersebut atau mungkin hanya sebagai tanda penghormatan terhadap kepercayaan masyarakat setempat.
Namun demikian, ada juga presiden yang memilih untuk mengabaikan mitos tersebut dan tetap melanjutkan rencana kunjungan mereka ke Kediri.
Bagi mereka, tugas sebagai pemimpin negara lebih penting daripada takhayul dan kepercayaan yang tidak berdasar.
Dalam era modern ini, di mana logika dan rasionalitas mendominasi pikiran manusia, mitos seperti ini mungkin terasa ketinggalan zaman.
Namun, bagi sebagian orang, kepercayaan pada hal-hal gaib dan spiritual masih tetap kuat, dan mitos tentang Kediri menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan warisan budaya mereka.
Dengan demikian, mitos tentang kenapa presiden tidak berani ke Kota Kediri adalah cerminan dari kompleksitas budaya dan sejarah suatu daerah, serta perpaduan antara kepercayaan tradisional dan modernitas.
Bagi sebagian orang, mitos ini mungkin hanya cerita legenda belaka, tetapi bagi yang lain, tetap menjadi bagian yang penting dalam memahami dan menghormati warisan budaya suatu tempat.