Indo1 Ekonomi – Nilai tukar rupiah kini di level Rp14.095 per dolar AS pada Jumat 22 Nopember 2019. Posisi tersebut terhitung melemah 0,03 persen dibanding pada Kamis (21/11) yang di angka Rp14.092 per dolar AS.
Namun, Rupiah tidak sendiri. Yen Jepang juga melemah 0,03 persen terhadap dolar AS.
Walau demikian, sejumlah mata uang di kawasan Asia Pasifik malah menguat terhadap dolar AS. Hal tersebut dialami oleh rupee India yang naik 0,07 persen dan peso Filipina sebesar 0,22 persen.
Penguatan juga terima oleh won Korea sebesar 0,02 persen dan dolar Singapura sebesar 0,08 persen.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan rupiah masih akan menghadapi tekanan pada perdagangan akhir minggu ini.
“Karena goncangan eksternalnya terlalu kuat,” kata Ibrahim seperti dikutip CNNIndonesia dari risetnya, Jumat (21/11/2019).
Faktor eksternal tersebut salah satunya berawal dari rencana Presiden AS Donald Trump menandatangani rancangan undang-undang yang mendukung masyarakat Hong Kong untuk melakukan unjuk rasa.
Dukungan tersebut diperkirakan akan memperburuk hubungan AS-China yang saat ini sedang merenggang akibat perang dagang. Sebab, rencana itu sudah ditanggapi negatif oleh pihak China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan kebijakan tersebut sebagai campur tangan terang-terangan yang dilakukan AS atas urusan dalam negerinya.
Ia mengatakan AS akan menghadapi konsekuensi negatif kalau rencana itu dijalankan.
Namun, Ibrahim mengatakan tekanan dari faktor eksternal tersebut akan mampu ditahan oleh pernyataan BI bahwa ekonomi dalam negeri sampai saat ini masih cukup bagus.
Dia memperkirakan dengan sentimen tersebut, rupiah akan melemah di kisaran Rp14.075- Rp14.140 per dolar AS pada akhir pekan ini.(ird/I1**)