Lezatnya Perasan Rumput Lambung Sapi, Khas Karo, Pernah Coba?

  • Bagikan
๐˜›๐˜ณ๐˜ช๐˜ต๐˜ฆ๐˜ด ๐˜’๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜Œ๐˜ฌ๐˜ด๐˜ต๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฎ ๐˜’๐˜ฉ๐˜ข๐˜ด ๐˜š๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข ๐˜œ๐˜ต๐˜ข๐˜ณ๐˜ข.

indo1.id II Kuliner unik khas Suku Karo bernama Trites. Trites ini juga sering disebut sebagai ‘Pagit-pagit’ yang berarti pahit. Makanan ini serupa soto, bahan utamanya rumput yang diambil dari isi perut besar sapi, kerbau atau kambing.

Pasti orang beranggapan makanan ini berasal dari kotoran sapi. Tetapi anggapan itu keliru. Karena rumput yang diambil dari perut besar itu masih segar. Karena ketika kerbau, sapi atau kambing memakan rumput maka rumput yang baru dikunyah itu disimpan dalam perut besar.

Bukan rumput yang dari lambung itu yang kita makan, melainkan air perasannya. Rumput itu diperas, kemudian disaring berulang kali dengan kain tipis. Dengan begitu tidak ada serat rumput yang tercampur.

Proses pemasakanya pun berlangsung selama 2-3 jam atau hingga mendidih dan mengeluarkan buih. Buang buihnya, setelah itu masukan bawang putih, bawang merah, dan cabai yang sudah halus biarkan beberapa saat. Kemudian dicampur dengan cincangan daging sapi atau usus sapi.

Baca Juga :  Pingin Sate Gule Kambing Legendaris Semarang, Ini Tempatnya!

Dulu orang mencampurnya dengan susu segar, tetapi kini hal sudah jarang dilakukan. Sebagai gantinya orang Karo menggunakan santan. Selain praktis juga lebih hemat. Sepintas ada kemiripan rasa trites dengan kari kambing India.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan