Jambore Pramuka Internasional di Korea Selatan, Penuh Masalah dan Kontroversi

  • Bagikan
Suasana Jambore Internasional Korea Selatan 2023. (Foto: twitter @most1058)

Indo1.id – Jambore Pramuka Internasional atau World Scout Jamboree adalah acara pendidikan luar ruangan yang diikuti oleh puluhan ribu anggota Pramuka berusia 14 hingga 17 tahun dari berbagai negara.

Acara ini dilakukan setiap empat tahun sekali di negara yang berbeda-beda.

Pada tahun 2023, Jambore Pramuka Internasional ke-25 diselenggarakan di Korea Selatan, tepatnya di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara.

Baca Juga :  Isyana Sarasvati Siapkan Album Baru dan Konser Internasional di 2024

Acara ini berlangsung pada tanggal 1-12 Agustus 2023 dengan mengusung tema ‘Draw Your Dream’.

Namun, acara ini ternyata tidak berjalan lancar dan menuai banyak masalah dan kontroversi.

Berikut adalah beberapa hal yang mengganggu jalannya Jambore Pramuka Internasional di Korea Selatan:

1. Cuaca Panas Ekstrem

Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh peserta Jambore Pramuka Internasional di Korea Selatan adalah cuaca panas ekstrem yang bisa mencapai 40 derajat celcius pada siang hari.

Baca Juga :  Presiden Joko Widodo Tegaskan Komitmennya Demi Kemajuan Bangsa Akan Cawe-cawe.

Cuaca panas ini membuat banyak peserta mengalami dehidrasi, pusing, mual, dan sakit kepala.

Menurut data teknis, dari total 43.000 peserta, setidaknya ada 400 orang yang dilarikan ke rumah sakit karena terkena dampak cuaca panas.

Beberapa negara bahkan memutuskan untuk menarik diri dari acara ini karena khawatir akan keselamatan pesertanya.

Beberapa negara yang menarik diri dari Jambore Pramuka Internasional di Korea Selatan antara lain adalah Inggris, Amerika Serikat, dan Singapura.

Baca Juga :  Moment Jokowi Guyon Soal Hasil Pilpres 2024 di Depan Investor Singapura.

Mereka memindahkan pesertanya ke tempat penginapan lain yang lebih sejuk dan nyaman.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan