Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) RI, Khadikin, mengungkapkan saat ini Indonesia masih menjadi episentrum negara produsen dan konsumen minyak sawit dunia. Tidak hanya itu, Indonesia juga menjadi tumpuan dalam dinamika pembentukan harga CPO dunia karena mempunyai magnitude dalam sisi supplydan demand.
Sementara itu, kondisi aktual pasar minyak nabati dunia menunjukkan kerawanan tinggi dan sensitif terhadap perubahan lingkungan strategis. Khadikin mencontohkan, pada saat mulai invasi Rusia ke Ukraina pada bulan April 2022 lalu, harga CPO internasional meningkat RM 1.000/MT dalam kurun waktu 3 (tiga) hari.
“Hal ini disebabkan negara Ukraina merupakan produsen utama minyak biji bunga matahari yang menjadi barang kompetitor CPO asal negara tropis, utamanya Indonesia dan Malaysia,” katanya dalam acara FGD Sawit Berkelanjutan Vol 13, bertajuk “Minyak Sawit: Sumber Pangan dan Bioenergi Berkelanjutan”, dilansir dari laman InfoSAWIT.